Selasa, 23 Desember 2014

makalah kepemimpinan


contoh makalah pengantar manajemen

Judul : KEPEMIMPINAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakag ………………………………………………………………………… 2
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 2
C.    Tujun Masalah ………………………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pegertian Kepemimpinan…………………………………………………………….. 3
B.     Tipe Kepemimpinan…………………………………………………………………... 3
C.    Sifat-sifat Pemimpin…………………………………………………………………... 6
D.    Fungsi Kepemimpinan………………………………………………………………..  9
E.     Etika Profesi Pemimpin………………………………………………………………. 9
F.     Teori Lahirnya Kepemimpinan……………………………………………………… 10
G.    Tantangan Pemimpin…………………………………………………………………. 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………………... 12
B.     Kritik dan Saran………………………………………………………………….. 12
Daftar Pustaka








BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Sudah menjadi hukum alam bahwa manusia adalah makhuk bermasyarakat, zoon politicion, yang merupakan salah satu cirri yang membedakannya dari makluk yang lain. Keinginan untuk bermasyarakat itu pada umumnya telah ada sejak manusia lahir. Keinginan itu smakin lama semakin besar dan luas sehingga lebih teratur, timbullah keperluan akan adanya seseorang yang bertindak mewakili semua anggota masyarakat utuk mempertahankan tata tertib yang telah ditentukan oleh masyarakat itu sendiri dan untuk mewakili kehendak semua anggota masyarakt itu. Olh karena iu, lahirlah institusi, yaitu pemimpin untuk mengatur dan mewakili masyarakat. Yatalah bahwa adanya pemimpin dan kepemimpinan di dalam suatu masyarakat, kelompok, atau golongan itu adalah hasil dan pembawaan masyarakat, kelompok atau golonan itu sendiri.
            Pemimpin di dalam masyarakat itu kemudian diberi gelar dan ama sesuai dengan adat istiadat dan tingkat kecerdasan masyarakatnya. Ada pemimpin yang dinamakan datuk, hulubalang, penghulu atau lainnya, yang berbeda-beda menurut masyarakat atau golongan itu sendiri. Akan tetapi, pada intinya adalah sama bahwa masyarakat memerlukan pemimpin yang lahir dari kandungan masyarakat itu sendiri. Jelaslah bahwa pemimpin dan kepemimpinan itu sudah ada sejak adanya manusia, yakni sejak manusia mengenal hidup berkelompok dan bermasyarakat. Ditambah lagi  bahwa pemimpin dan kepemimpinan dalah suatu lembaga tua, sama tuanya dengan sejarah manusia itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2.      Apa saja tipe kepemimpinan?
3.      Apa saja sifat-sifat dan fungsi pemimpin?
4.      Apa saja etika profesi pemimpin?
5.      Apa saja tantangan seorang pemimpin?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2.      Untuk mengetahui tipe kepemimpinan
3.      Untuk mengetahui sifat-sifat dan fungsi pemimpin
4.      Untuk mengetahui etika profesi pemimpin
5.      Apa saja tantangan seorang pemimpin.



BAB II
 PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
            Sejarah kepemimpinan sama umurnya dengan sejarah manusia. Pemimpin dan kepemimpinan ada pada setiap zaman, sesuai dengan tingkat kecerdasan manusia, hanya cirri dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda¸ disamping perbedaan syarat-syarat yang harus di penuhi di dalam kepemimpinan itu, kepemimpina pada zaman Julius Caesar, Hannibal, dan Jenngis Khan dititikberatkan pada keberanian dan kemampuan fisik, sedangkan kepemimpinan pada aman sekarang ini lebih dititikberatkan pada kemampuan mental, intelektual, dan pengetahuan.    
            Di sini akan diberikan beberapa pengertian kepemimpinan menurut beberapa orang ahli. Akan tetapi, hendaklah slalu diingat bahwa idak ada defenisi yang sempurna. Definisi ang dikemukakan disini sekdar alat untuk memberkan cirri dan pegangan dalam penguraian selanjutnya.
            Prof. Dr. Sarwono Prawirodiharjo (1958) memberikan definisi sebagai berikut, “Leadership (kepemimpinan, pen) adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar kerjasamanya dalam mencapai suatu tujuan yang mnurut prtimbangannya adalah perlu dan bermanfaat.” Dari definisi itu jelas sekali terlihat bahwa peran seorang pemimpin adalah mempengaruhi orang lain, dalam hal ini mempengaruhi pengikut dan calon pengikutya, agar mereka memberikan kerjasama dan pengertiannya untuk membantu dan mendukung cita-citanya.
            Peterson dan Plowman mengatakan, “Psycological process for prviding guidance for followers, which satisfied a fundamenta human craving,”  (Kepemimpinan adalah suatu proses psikologi untuk melengkapi tuntutan engikutnya dan memuaskan hasrat dasar manusia).[1]


B.     TIPE KEPEMIMPINAN
Selanjutnya, ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai brikut:
·         Tipe Kharismatis.
·         Tipe paternalisis dan atrenalis.
·         Tipe militeristis.
·         Tipe otokratis/otoritatif (authorilative, dominatot).
·         Tipe laisser faire.
·         Tipe populistis.
·         Tipe administratif.
·         Tipe demokratis (group developer).

1.      Tipe Kharismatis
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan perbawa yang luar untuk mempengaruhi orang lain, shingga ia mempunyai pengikut yang sangat bsar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya sampai sekarangpun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki charisma begitu besar. Dia dianggap mmpunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpinan itu emancarkan pengaruh dan daya-tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain ialah: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Sukarno, Magarete Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain.

2.      Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
·         Dia menganggap bawahannya sebgai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
·         Dia bersikap terlalu melindungi
·         Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
·         Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesmpatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
·         Dia tidak memberkan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
·         Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.
Selanjutnya tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang paternalistis, hanya degan perbedaan; adanya sikap over-protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai kasih sayang yang berlebi-lebihan.
3.      Tipe militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militerasi itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer (seorang tokoh militer). Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara ain ialah:
·         Lebih banyak menggunakan system perintah/komando terhadap bawahannya; keras angat otoriter; kaku dan sering kali kurang bijaksana.
·         Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
·         Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebearan yang berlebih-lebihan.
·         Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin cadaver/mayat).
·         Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
·         Komunikasi hanya berlangsung searah saja.


4.      Tipe otokratis
Otokrat berasal dari perkataan autos=sendiri; dan kratos= kekuasaan, kekuatan. Jadi, otokrat berarti=penguasa absolute.
Kepemimpinan otokratis itu mendasar diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak hars dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-men show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah da kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sediri.

5.      Tipe laissez faire
Pada tipr kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemmpin tidak berpartisipsi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pkerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri.dia merupkan pemimpin symbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai Direktur atau pemimpin-Ketua Dewan, komandan, kepala biasanya diperolehnya melalui penyogokn, suapan atau berkat system nepotisme.

6.      Tipe populistis
Professor Peter Worsley dalam bukuya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai: kepemimpinan yang dapat membangunkan solidartas rakyat, misalnya SUKARNO denga ideology marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme dan sikap yang berhati-hati erhadap kolonialisme dan penindasan, penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan-keuatan asing (luar negeri).


7.      Tipe Administratif atau Eksektif
Kepemimpinan tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratifsecara efektif.sedangkan para pemimpina terdiri dari teknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakkan ddinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun system administrasi dan birokrasi yang efesien untk memerintah; yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangnan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif  ini diharapkan adanya prkembangan teknis yaitu teknologi, industry, manajemen modern dan perkembangan social di tengah masyarakat.

8.      Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbigan  yang efesien kepada pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal(pada diri sendiri) dan kejasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpnan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut:
a.       Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancer, sealip pemimpin tersebut tidak ada di kantor.
b.      Otorits sepenuhnya didelegasika ke bawah, dan masing-masing orang menyadari tugas serta kwajibannya; sehingga mereka merasa senang-puas, danaman menyandang setiap tugas kewajibannya.
c.       Diutamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya dan kelancaran kerjasama dari setiap warga kelompok.
d.      Dengan begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai kaalisator untuk mempercepat dinamisme dan kerjasama, demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.


C.    SIFAT-SIFAT PEMIMPIN
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/mutu perilakunya, yang dipakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai the traitist theory of leadership (teori sifat/kesifatan dari kepemimpinan). Di antara para penganut teori ini dapat kita sebutkan Ordway Tead dan Geoge R. Terry.

Ordway Tead dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat yaitu sebagai berikut:
1.      Energi jasmaniah dan mental (physical andnervous energy)
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki teaga jasmani dan rohani yang luar biasa; yaitu mempunyai daya tahan, keultan, kekuatan, atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah hais. Hal ini ditambah denga kekuatan-kekutan mntal berupa smangt juang, motivasi krja, disiplin, kesabaran, keuletan, ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.

2.      Kesadaran akan tujuan dan arah(a sense of pupose and direction)
Ia memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaandari semua perilaku yang dikerjakan; dia tahu persis kemana arah yang akan ditujunya; serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya. Tujuan tersebut harusdisadari bena, menarik, dan sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama.

3.      Antusiasme (ethusisasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar )
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu hrus sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan sukses, dan menimbulkan smangat serta esprit de corps. Semua ini embangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat besar pada pribadi pemimpin maupun para anggota kelompok. 

4.      Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection)
Affection ituberarti kessayanga, kasih sayang, cinta, simpati yang tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi. Sebab pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia, dan sejahtera. Maka kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang  menyenangkan  bagi semua pihak. 

5.      Integritas (integrity, keutuhan; kejujuran, ketulusan hati )
Pemimpin itu harus bersifat terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasan dengan anak buahnya; bahkan merasa senasib dan sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu dia bersedia memberikan pelayanan dan pengorbanan kepada pengikutnya. Sedangkankelompok yang dituntutmenjadi semakin percaya dan semakin menghormati pemimpinnya.
Denga segala ketlusan hati dan kejujuran, pemimpin memberikan ketauladanan, agar dia dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya
.
6.      Pengasaan teknis (technical mastery).
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa keahiran teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya. Dia menguasai pesawat-psawat mekani tertentu, serta memiiki kemahiran-kemahira social untuk memimpin dan memberikan tuntunan yang tepat serta bijaksana. Terutama teknik untuk mengkoordinasi tenaga manusia, agar trcapai maksimilisasi efektivitas kerja dan produktivitsnya
.
7.      Ketegasan dalam mengambil eputusan (decisivenses)
Pemimpin ang berhasil itu pastidapat mengambil keoutusan secara tepat, tegas dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengamalannya. Selanjutya dia mampu meyakinkan para angotanya akan kebenaran keputusannya, ia berusaha agar para pengikunya bersedia mendukung kebijakan yang telah diambilnya. Dia harusmenampilkan ketetapan hat dan tanggung jawab, agar ia selalu dipatuhi oleh bawahannya.

8.      Kecerdasan (intelligence).
Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat ejadian, menemukan hal-hal yang krsial; dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat.  

9.      Keterampilan mengajar (teaching skill).
                   Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru pula. Yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong (memotivasi), dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu. Di samping menuntun dan mendidik “muridnya” , dia mengharapkan juga menjadi pelaksana eksekutif untuk mengadakan latihan-latihan, mengaasi pekerjaanrutin setiap hari, dan menilai gagal atau suksesnya satu proses atau treatment. Ringkasnya, dia juga harus mampu menjadi manejer yang baik.  
 
10.  Kepercayaan (faith).
Keberhaslan pemimpin iu pada umumnya selalu didukug oleh kepercayaan anak buahnya. Aitu kepercayaan bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secra positif, dan diarahkan ada sasaran-sasaran yang benar. Ada kepercayaan bahwa pemimpin bersama-sama dengan anggota-anggota kelompoknya secara bersama-sama rela berjuang untuk mencapai tujuan yang bernilai.


D.    FUNFSI KEPEMIMPINAN
 Fungsi kepemimpinan adalah : memandu, menuntun, membimbing, membangun, member, atau membagunkan motivasi-mtivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik; memberikan supervise/ pengawasan yang efeien, dan membawa para pengikunya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.


E.     ETIKA PROFESI PEMIMPIN
Paul E. Torgese daalam bukunya “management, an integrated approach” menyatakan profesi sebagai: satu lapangan kegiatan didalamnya terdapat lima criteria, yaitu:
Ø  Pengetahuan
Ø  Aplikasi yang kompeen
Ø  Tanggung jawab social
Ø  Pengontrolan diri
Ø  Sanksi masyarakat
Berdasarkan criteria di atas, profesi kepemimpinan harus dilandaskan pada paham dasar yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan luhur, yang dijadikan pedoman bagi setiap pribadi pemimpin. Terutama sekali ialah:
Ø  Nilai pegabdian pada kepetingan umum.
Ø  Jaminan keselamatan, kebaikan dan kesejahteraan bagi bawahan dan rakyat.
Ø  Menjadi pengikat dan pemersatu dalam segala gerak upaya.
Ø  Penggerak/dinamisatot dari setiap kegiatan.
Etika profesi kepemimpinan itu mengandung criteria sebagai berikut:
1)      Pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan social, kemahiranteknik, serta pengalaman;
2)      Sehingga dia kompeten melakukan kewajiban dan tugas-tugas kepemimpinannya
3)      Ampu bersikap susila dan dewasa. Sehingga dia selalu bertanggung jawab secara etis/susila, mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang burk, memiliki tanggung jawab social yang tinggi.
4)      Memiliki emampuan mengontrol diri: yaitu mengontrol pikiran, emosi, keinginan, dan segenap perbuatannya, disesuaikan dengan norma-norma kebaikan.
5)      Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis.
6)      Dikenai sanksi. Oleh adanya norma; perintah, dan larangan yang harus ditaati olh pemimpin demi kesejahteraan hidup bersama dan demi efesiensi organisasi, maka segenap tindakan dan kesalahan pemimpin itu dikontrol.jadi ada control diri dan control social. Karena itu kesalahan-kesalahan harus segera dibetulkan; pelanggaran-pelanggaran dihukum dan ditindak dengan tegas.[2]

F.     TEORI LAHIRNYA KEPEMIMPINAN

O,Tead mengemukakan tiga macam kepemimpinan dilihat dari sudut lahir dan berkembangnya kepemimpinan itu.
1.      Seseorang menjadi pemimpin dengan jalan membentuk dirinya sendiri.
2.      Seseorang menjadi pemimpin dengan jalan dipilih oleh pengikutnya.
3.      Seseorang menjadi pemimpin dengan jalan ditunjuk dari atas atau dari lembaga tertinggi dengan mtengatakan, “inilah pemimpin kamu!”
Dalam kenyataannya, ketiga acam kepemimpinan itu saling erat ubungan, dan ini juga sangat bergantng pada bentuk kepemimian yang bagaimana yang diamati.
1.      Pemimpin yang Membentuk Dirinya Sendiri
Banak lembaran sejarah yang dihiasi dengan sejarah orang-orang besar yang berhasil dngan gemilang dan penuh dengan kemegahan karena hasilnya sendiri, hasil membentuk dirinya sndiri.melalui jurang dan lembah penderitaan, ia akhirnya tampil kemuka untuk menjadi pemimpin yang kawakan dan disegani, baik oleh kawan maupun lawan.
2.      Pmimpin yang Dipilih oleh Pengikutya
Pemimpin yang dilahirkan melalui pemilihan banyak dilakukan, bahkan merupakan cirri kepemimpinan pada abad modern ini. Kepemimpinan ini telah dikenal sejak zaman dahulu, lau berkembang sesuai dengan perkembangan system demokrasi, yang menjadi sendi kehidupan dunia pada abad ini.
3.      Pemimpin yang Ditunjuk dari Atas
Dalam pelaksanaannya , banyak pemimpin yang ditunjuk dari atas, khususnya dalam kepemimpinan eksekutif di pemerintahan dan Angkatan Bersenjata. Penunjukkan ini berdasarkan norma-norma kepegawaian dan peraturan-peraturan yang ada, seperti konduite, pengalaman, dan pendidikan.

G.    TANTANGAN KEPEMIMPINAN   
 Agar bangsa Indonesia mampu menghadapi berbagai persoalan besar dan kompeks di era global, sesungguhnyalah bangsa yang besar ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tagguh. Dengan kepemimpinan yang kuat dan tangguh, diharapkn bisa menghantarkan masyarakat dan bagsa indoesia memasuki mienium ketiga, yang sarat dengan berbagai tantangan ini. Setidaknya a alma hal penting dan strategis, yang menjadi tantanga dalam kepemimpinan di masa depan.
Pertama, tantangan globalisasi. Ini merupakan tantangan paling serius dan berat yang menuntut kesiapan secara baik, utamanya kesiapan  sumbe daya manusia yang berkulitas dan kemampuan daya saing nasional. Kita ketahui bersama bahwa era globaltelah membuka peluang-peluang baru terutama di bidang ekonomi, yang bila dimanfaatkan dengan baik akan membawa pengaruh positif  bagi prospek pertumbuhan konomi nasional.
Kedua, tantangan menjaga integrasi bangsa. Abad ke-21 telah melahirkan berbagai kecenderungan global, antara lain, menguatnya identitas enis dan budya di setiap kelompok masyarakat dan unit-unit social, yang masing-masing memiliki watak egosentrisme.
Ketiga, tantangan memperkukuh wawasan kebangsaan. Era global membawa implikasi dan dampak yang amat luas terhadap realitas khidupan kehidupan bangsa kita. Interaksi antarbangsa berlangsung intensif dan terbuka, telah membuka peluang untuk saling melakukan penetrasi nilai-nilai budaya.
Keempat, tantangan membangun masyarakat berpengetahuan. Tantangan ini sangat penting, serius dan berat terutama dikaitkan dengan tigkat kemajuan iptek yang amat tinggi. Membangun masyarakat berpengetahuan adalah membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mempunyai visi dan wawasan iptek sebagai bekal untuk menghadapi abad ke-21.
Kelima, tantangan keterbukaan dan demokratisasi. Kita memahami sepenuhnya bahwa isu keterbukaan dan demokritisasi telah menjadi kecenderungan global, dan merpakan arus sosiologis yang tidak mngkin bisa dibendungi.[3]






BAB III
PENUTUP
1.    KESIMPULAN
Ø  PENGETIAN KEPEMIMPINAN
Prof. Dr. Sarwono Prawirodiharjo (1958) memberikan definisi sebagai berikut, “Leadership (kepemimpinan, pen) adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar kerjasamanya dalam mencapai suatu tujuan yang mnurut prtimbangannya adalah perlu dan bermanfaat.” Dari definisi itu jelas sekali terlihat bahwa peran seorang pemimpin adalah mempengaruhi orang lain, dalam hal ini mempengaruhi pengikut dan calon pengikutya, agar mereka memberikan kerjasama dan pengertiannya untuk membantu dan mendukung cita-citanya.
            Peterson dan Plowman mengatakan, “Psycological process for prviding guidance for followers, which satisfied a fundamenta human craving,”  (Kepemimpinan adalah suatu proses psikologi untuk melengkapi tuntutan engikutnya dan memuaskan hasrat dasar manusia).[4]
Ø  TIPE KEPEMIMPINAN
Selanjutnya, ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai brikut:
·         Tipe kharismatik
·         Tipe paternalisis dan atrenalis.
·         Tipe militeristis.
·         Tipe otokratis/otoritatif (authorilative, dominatot).
·         Tipe laisser faire.
·         Tipe populistis.
·         Tipe administratif.
·         Tipe demokratis (group developer).

Ø  FUNFSI KEPEMIMPINAN
 Fungsi kepemimpinan adalah : memandu, menuntun, membimbing, membangun, member, atau membagunkan motivasi-mtivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik; memberikan supervise/ pengawasan yang efeien, dan membawa para pengikunya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Ø  ETIKA PROFESI PEMIMPIN
Paul E. Torgese daalam bukunya “management, an integrated approach” menyatakan profesi sebagai: satu lapangan kegiatan didalamnya terdapat lima criteria, yaitu:
      -Pengetahuan
-Aplikasi yang kompenen     -pengontrolan diri
-Tanggung jawab social         -sanksi masyarakat
                                                        
2.      Kitik dan Saran
Demikian makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan pada semester tiga ini. Namun, kami dari kelompok 11sebagai penyusun, menyadari terdapa kekurangan maupun kesalahan, baik dalam penyelesaian maupun pemaparam dari makalah kami ini.
Maka dari itu, kami sangat berharap dari para pembaca atau pendengar sekalian baik dari teman-teman maupun Ibu Dosen sebagai pembimbing dalam mata kuliah Pengantar Manajemen ini, untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangu dan saran yang baik tentunya agar kedepannya nanti kami akan bisa menjadi lebih maju dan baik dari sebulumnya. Aamiin..ya rabbal ‘Alamiin..!




.









                                                            DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 1998. “Pemimpin dan Kepemimpinan”.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
        Edisi September 1998.
Effendi, Mochtar. “Kepemimpinan”. Palembang:Yayasan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan 
             Islam Al-Mukhtar. Edisi kedua 1997.


[1] Dr. H. Mochtar Effendy, S.E,  Kepemimpinan, (Palembang:Yayasan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Islam Al-Mukhtar, 1997), hal 13-14.
[2] Dr. Kartini Kartono. PT Raja Grafindo Persada,  Jakarta cet.kedelapan, 1998
[3] Ginanjar Kartasasmita. Pelantikan Perwira TNI AU, Jakarta 1997
[4] Dr. H. Mochtar Effendy, S.E. Yayasan Pendidikan dan Ilmu Islam Al-Mukhtar, Palembang cet.kedua, 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar