contoh makalah pengantar manajemen
Judul : KEPEMIMPINAN
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakag
………………………………………………………………………… 2
B.
Rumusan Masalah
……………………………………………………………………. 2
C.
Tujun Masalah ………………………………………………………………………...
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pegertian
Kepemimpinan…………………………………………………………….. 3
B.
Tipe
Kepemimpinan…………………………………………………………………... 3
C.
Sifat-sifat Pemimpin…………………………………………………………………...
6
D.
Fungsi Kepemimpinan……………………………………………………………….. 9
E.
Etika Profesi
Pemimpin………………………………………………………………. 9
F.
Teori Lahirnya
Kepemimpinan……………………………………………………… 10
G.
Tantangan
Pemimpin…………………………………………………………………. 10
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………...
12
B.
Kritik dan
Saran………………………………………………………………….. 12
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sudah menjadi hukum alam bahwa manusia adalah makhuk bermasyarakat,
zoon politicion, yang merupakan salah satu cirri yang membedakannya dari makluk
yang lain. Keinginan untuk bermasyarakat itu pada umumnya telah ada sejak
manusia lahir. Keinginan itu smakin lama semakin besar dan luas sehingga lebih
teratur, timbullah keperluan akan adanya seseorang yang bertindak mewakili
semua anggota masyarakat utuk mempertahankan tata tertib yang telah ditentukan
oleh masyarakat itu sendiri dan untuk mewakili kehendak semua anggota masyarakt
itu. Olh karena iu, lahirlah institusi, yaitu pemimpin untuk mengatur dan
mewakili masyarakat. Yatalah bahwa adanya pemimpin dan kepemimpinan di dalam
suatu masyarakat, kelompok, atau golongan itu adalah hasil dan pembawaan
masyarakat, kelompok atau golonan itu sendiri.
Pemimpin di dalam masyarakat itu
kemudian diberi gelar dan ama sesuai dengan adat istiadat dan tingkat
kecerdasan masyarakatnya. Ada pemimpin yang dinamakan datuk, hulubalang,
penghulu atau lainnya, yang berbeda-beda menurut masyarakat atau golongan itu
sendiri. Akan tetapi, pada intinya adalah sama bahwa masyarakat memerlukan
pemimpin yang lahir dari kandungan masyarakat itu sendiri. Jelaslah bahwa
pemimpin dan kepemimpinan itu sudah ada sejak adanya manusia, yakni sejak
manusia mengenal hidup berkelompok dan bermasyarakat. Ditambah lagi bahwa pemimpin dan kepemimpinan dalah suatu
lembaga tua, sama tuanya dengan sejarah manusia itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa saja tipe kepemimpinan?
3. Apa saja sifat-sifat dan fungsi pemimpin?
4. Apa saja etika profesi pemimpin?
5. Apa saja tantangan seorang pemimpin?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian kepemimpinan
2.
Untuk
mengetahui tipe kepemimpinan
3.
Untuk
mengetahui sifat-sifat dan fungsi pemimpin
4.
Untuk
mengetahui etika profesi pemimpin
5.
Apa saja
tantangan seorang pemimpin.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Sejarah kepemimpinan sama umurnya
dengan sejarah manusia. Pemimpin dan kepemimpinan ada pada setiap zaman, sesuai
dengan tingkat kecerdasan manusia, hanya cirri dan tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda¸ disamping perbedaan syarat-syarat yang harus di penuhi di dalam
kepemimpinan itu, kepemimpina pada zaman Julius Caesar, Hannibal, dan Jenngis
Khan dititikberatkan pada keberanian dan kemampuan fisik, sedangkan
kepemimpinan pada aman sekarang ini lebih dititikberatkan pada kemampuan
mental, intelektual, dan pengetahuan.
Di sini akan diberikan beberapa
pengertian kepemimpinan menurut beberapa orang ahli. Akan tetapi, hendaklah
slalu diingat bahwa idak ada defenisi yang sempurna. Definisi ang dikemukakan
disini sekdar alat untuk memberkan cirri dan pegangan dalam penguraian selanjutnya.
Prof. Dr. Sarwono Prawirodiharjo
(1958) memberikan definisi sebagai berikut, “Leadership (kepemimpinan, pen)
adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar kerjasamanya dalam
mencapai suatu tujuan yang mnurut prtimbangannya adalah perlu dan bermanfaat.”
Dari definisi itu jelas sekali terlihat bahwa peran seorang pemimpin adalah
mempengaruhi orang lain, dalam hal ini mempengaruhi pengikut dan calon
pengikutya, agar mereka memberikan kerjasama dan pengertiannya untuk membantu
dan mendukung cita-citanya.
Peterson dan Plowman mengatakan,
“Psycological process for prviding guidance for followers, which satisfied a
fundamenta human craving,” (Kepemimpinan
adalah suatu proses psikologi untuk melengkapi tuntutan engikutnya dan
memuaskan hasrat dasar manusia).[1]
B.
TIPE
KEPEMIMPINAN
Selanjutnya, ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe
kepemimpinan sebagai brikut:
·
Tipe
Kharismatis.
·
Tipe
paternalisis dan atrenalis.
·
Tipe
militeristis.
·
Tipe
otokratis/otoritatif (authorilative, dominatot).
·
Tipe laisser
faire.
·
Tipe
populistis.
·
Tipe
administratif.
·
Tipe demokratis
(group developer).
1.
Tipe
Kharismatis
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan perbawa yang luar
untuk mempengaruhi orang lain, shingga ia mempunyai pengikut yang sangat bsar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya sampai sekarangpun orang
tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki charisma
begitu besar. Dia dianggap mmpunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia yang
Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh
pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpinan itu emancarkan
pengaruh dan daya-tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini
antara lain ialah: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Sukarno,
Magarete Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain.
2.
Tipe
Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara
lain sebagai berikut:
·
Dia menganggap
bawahannya sebgai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu
dikembangkan.
·
Dia bersikap
terlalu melindungi
·
Jarang dia
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
·
Dia hampir-hampir
tidak pernah memberikan kesmpatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
·
Dia tidak
memberkan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut
dan bawahan untuk mengembangkan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
·
Selalu bersikap
maha-tahu dan maha-benar.
Selanjutnya tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan
tipe yang paternalistis, hanya degan perbedaan; adanya sikap over-protective
atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai kasih sayang yang
berlebi-lebihan.
3.
Tipe
militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja
yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip
sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. hendaknya dipahami, bahwa tipe
kepemimpinan militerasi itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi
militer (seorang tokoh militer). Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis
antara ain ialah:
·
Lebih banyak
menggunakan system perintah/komando terhadap bawahannya; keras angat otoriter;
kaku dan sering kali kurang bijaksana.
·
Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan.
·
Sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebearan yang
berlebih-lebihan.
·
Menuntut adanya
disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin cadaver/mayat).
·
Tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
·
Komunikasi
hanya berlangsung searah saja.
4.
Tipe otokratis
Otokrat berasal dari perkataan autos=sendiri; dan kratos=
kekuasaan, kekuatan. Jadi, otokrat berarti=penguasa absolute.
Kepemimpinan otokratis itu mendasar diri pada kekuasaan dan paksaan
yang mutlak hars dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain
tunggal pada a one-men show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap
perintah da kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak
buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang
harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi pemimpin sediri.
5.
Tipe laissez
faire
Pada tipr kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis
tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau
sendiri. Pemmpin tidak berpartisipsi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pkerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri.dia
merupkan pemimpin symbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.
Sebab duduknya sebagai Direktur atau pemimpin-Ketua Dewan, komandan, kepala biasanya
diperolehnya melalui penyogokn, suapan atau berkat system nepotisme.
6.
Tipe populistis
Professor Peter Worsley dalam bukuya The Third World mendefinisikan
kepemimpinan populistis sebagai: kepemimpinan yang dapat membangunkan
solidartas rakyat, misalnya SUKARNO denga ideology marhaenismenya, yang
menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme dan sikap yang berhati-hati erhadap
kolonialisme dan penindasan, penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan-keuatan
asing (luar negeri).
7.
Tipe Administratif
atau Eksektif
Kepemimpinan tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administratifsecara efektif.sedangkan para
pemimpina terdiri dari teknokrat dan administrator-administratur yang mampu
menggerakkan ddinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat
dibangun system administrasi dan birokrasi yang efesien untk memerintah; yaitu
untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangnan pada
umumnya. Dengan kepemimpinan administratif
ini diharapkan adanya prkembangan teknis yaitu teknologi, industry,
manajemen modern dan perkembangan social di tengah masyarakat.
8.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbigan yang efesien kepada
pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan
pada rasa tanggung jawab internal(pada diri sendiri) dan kejasama yang baik.
Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu
pemimpin”, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari
setiap warga kelompok.
Kepemimpnan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan
adanya gejala-gejala sebagai berikut:
a.
Organisasi
dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancer, sealip pemimpin tersebut tidak
ada di kantor.
b.
Otorits
sepenuhnya didelegasika ke bawah, dan masing-masing orang menyadari tugas serta
kwajibannya; sehingga mereka merasa senang-puas, danaman menyandang setiap
tugas kewajibannya.
c.
Diutamakan
tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya dan kelancaran kerjasama dari setiap
warga kelompok.
d.
Dengan begitu
pemimpin demokratis berfungsi sebagai kaalisator untuk mempercepat dinamisme
dan kerjasama, demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok
dengan jiwa kelompok dan situasinya.
C.
SIFAT-SIFAT
PEMIMPIN
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain
dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/mutu
perilakunya, yang dipakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya.
Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai the
traitist theory of leadership (teori sifat/kesifatan dari kepemimpinan). Di
antara para penganut teori ini dapat kita sebutkan Ordway Tead dan Geoge R.
Terry.
Ordway Tead dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat yaitu sebagai
berikut:
1.
Energi
jasmaniah dan mental (physical andnervous energy)
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki teaga jasmani dan rohani
yang luar biasa; yaitu mempunyai daya tahan, keultan, kekuatan, atau tenaga
yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah hais. Hal ini ditambah
denga kekuatan-kekutan mntal berupa smangt juang, motivasi krja, disiplin,
kesabaran, keuletan, ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa untuk
mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2.
Kesadaran akan
tujuan dan arah(a sense of pupose and direction)
Ia memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaandari
semua perilaku yang dikerjakan; dia tahu persis kemana arah yang akan
ditujunya; serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi
kelompok yang dipimpinnya. Tujuan tersebut harusdisadari bena, menarik, dan
sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama.
3.
Antusiasme
(ethusisasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar )
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu hrus
sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan,
memberikan sukses, dan menimbulkan smangat serta esprit de corps. Semua ini
embangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat besar pada pribadi pemimpin
maupun para anggota kelompok.
4.
Keramahan dan
kecintaan (friendliness and affection)
Affection ituberarti kessayanga, kasih sayang, cinta, simpati yang
tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi. Sebab
pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia, dan sejahtera. Maka kasih sayang
dan dedikasi pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang
menyenangkan bagi semua pihak.
5.
Integritas
(integrity, keutuhan; kejujuran, ketulusan hati )
Pemimpin itu harus bersifat terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa
dan seperasan dengan anak buahnya; bahkan merasa senasib dan sepenanggungan
dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu dia bersedia memberikan pelayanan
dan pengorbanan kepada pengikutnya. Sedangkankelompok yang dituntutmenjadi
semakin percaya dan semakin menghormati pemimpinnya.
Denga segala ketlusan hati dan kejujuran, pemimpin memberikan
ketauladanan, agar dia dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya
.
6.
Pengasaan
teknis (technical mastery).
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa keahiran teknis
tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin
kelompoknya. Dia menguasai pesawat-psawat mekani tertentu, serta memiiki
kemahiran-kemahira social untuk memimpin dan memberikan tuntunan yang tepat
serta bijaksana. Terutama teknik untuk mengkoordinasi tenaga manusia, agar
trcapai maksimilisasi efektivitas kerja dan produktivitsnya
.
7.
Ketegasan dalam
mengambil eputusan (decisivenses)
Pemimpin ang berhasil itu pastidapat mengambil keoutusan secara
tepat, tegas dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengamalannya.
Selanjutya dia mampu meyakinkan para angotanya akan kebenaran keputusannya, ia
berusaha agar para pengikunya bersedia mendukung kebijakan yang telah
diambilnya. Dia harusmenampilkan ketetapan hat dan tanggung jawab, agar ia
selalu dipatuhi oleh bawahannya.
8.
Kecerdasan
(intelligence).
Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan
kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat
ejadian, menemukan hal-hal yang krsial; dan cepat menemukan cara
penyelesaiannya dalam waktu singkat.
9.
Keterampilan
mengajar (teaching skill).
Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru pula. Yang mampu
menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong (memotivasi), dan menggerakkan anak
buahnya untuk berbuat sesuatu. Di samping menuntun dan mendidik “muridnya” ,
dia mengharapkan juga menjadi pelaksana eksekutif untuk mengadakan
latihan-latihan, mengaasi pekerjaanrutin setiap hari, dan menilai gagal atau suksesnya
satu proses atau treatment. Ringkasnya, dia juga harus mampu menjadi manejer
yang baik.
10. Kepercayaan (faith).
Keberhaslan pemimpin iu pada umumnya selalu didukug oleh
kepercayaan anak buahnya. Aitu kepercayaan bahwa para anggota pasti dipimpin dengan
baik, dipengaruhi secra positif, dan diarahkan ada sasaran-sasaran yang benar.
Ada kepercayaan bahwa pemimpin bersama-sama dengan anggota-anggota kelompoknya
secara bersama-sama rela berjuang untuk mencapai tujuan yang bernilai.
D.
FUNFSI
KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan adalah :
memandu, menuntun, membimbing, membangun, member, atau membagunkan
motivasi-mtivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan
komunikasi yang baik; memberikan supervise/ pengawasan yang efeien, dan membawa
para pengikunya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu
dan perencanaan.
E.
ETIKA PROFESI
PEMIMPIN
Paul E. Torgese
daalam bukunya “management, an integrated approach” menyatakan profesi sebagai:
satu lapangan kegiatan didalamnya terdapat lima criteria, yaitu:
Ø Pengetahuan
Ø Aplikasi yang kompeen
Ø Tanggung jawab social
Ø Pengontrolan diri
Ø Sanksi masyarakat
Berdasarkan criteria di atas, profesi kepemimpinan harus
dilandaskan pada paham dasar yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan luhur,
yang dijadikan pedoman bagi setiap pribadi pemimpin. Terutama sekali ialah:
Ø Nilai pegabdian pada kepetingan umum.
Ø Jaminan keselamatan, kebaikan dan kesejahteraan bagi bawahan dan
rakyat.
Ø Menjadi pengikat dan pemersatu dalam segala gerak upaya.
Ø Penggerak/dinamisatot dari setiap kegiatan.
Etika profesi kepemimpinan itu mengandung criteria sebagai berikut:
1)
Pemimpin harus
memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan social,
kemahiranteknik, serta pengalaman;
2)
Sehingga dia
kompeten melakukan kewajiban dan tugas-tugas kepemimpinannya
3)
Ampu bersikap
susila dan dewasa. Sehingga dia selalu bertanggung jawab secara etis/susila,
mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang burk, memiliki tanggung jawab
social yang tinggi.
4)
Memiliki
emampuan mengontrol diri: yaitu mengontrol pikiran, emosi, keinginan, dan
segenap perbuatannya, disesuaikan dengan norma-norma kebaikan.
5)
Selalu
melandaskan diri pada nilai-nilai etis.
6)
Dikenai sanksi.
Oleh adanya norma; perintah, dan larangan yang harus ditaati olh pemimpin demi
kesejahteraan hidup bersama dan demi efesiensi organisasi, maka segenap
tindakan dan kesalahan pemimpin itu dikontrol.jadi ada control diri dan control
social. Karena itu kesalahan-kesalahan harus segera dibetulkan;
pelanggaran-pelanggaran dihukum dan ditindak dengan tegas.[2]
F.
TEORI LAHIRNYA
KEPEMIMPINAN
O,Tead mengemukakan tiga macam kepemimpinan dilihat dari sudut
lahir dan berkembangnya kepemimpinan itu.
1.
Seseorang
menjadi pemimpin dengan jalan membentuk dirinya sendiri.
2.
Seseorang
menjadi pemimpin dengan jalan dipilih oleh pengikutnya.
3.
Seseorang
menjadi pemimpin dengan jalan ditunjuk dari atas atau dari lembaga tertinggi
dengan mtengatakan, “inilah pemimpin kamu!”
Dalam kenyataannya, ketiga acam kepemimpinan itu saling erat
ubungan, dan ini juga sangat bergantng pada bentuk kepemimian yang
bagaimana yang diamati.
1. Pemimpin yang Membentuk Dirinya Sendiri
Banak lembaran sejarah yang dihiasi dengan sejarah orang-orang
besar yang berhasil dngan gemilang dan penuh dengan kemegahan karena hasilnya
sendiri, hasil membentuk dirinya sndiri.melalui jurang dan lembah penderitaan,
ia akhirnya tampil kemuka untuk menjadi pemimpin yang kawakan dan disegani,
baik oleh kawan maupun lawan.
2.
Pmimpin yang
Dipilih oleh Pengikutya
Pemimpin yang dilahirkan melalui pemilihan banyak dilakukan, bahkan
merupakan cirri kepemimpinan pada abad modern ini. Kepemimpinan ini telah
dikenal sejak zaman dahulu, lau berkembang sesuai dengan perkembangan system
demokrasi, yang menjadi sendi kehidupan dunia pada abad ini.
3.
Pemimpin yang
Ditunjuk dari Atas
Dalam pelaksanaannya , banyak pemimpin yang ditunjuk dari atas,
khususnya dalam kepemimpinan eksekutif di pemerintahan dan Angkatan Bersenjata.
Penunjukkan ini berdasarkan norma-norma kepegawaian dan peraturan-peraturan
yang ada, seperti konduite, pengalaman, dan pendidikan.
G.
TANTANGAN
KEPEMIMPINAN
Agar bangsa Indonesia mampu menghadapi berbagai persoalan besar dan
kompeks di era global, sesungguhnyalah bangsa yang besar ini membutuhkan
kepemimpinan yang kuat dan tagguh. Dengan kepemimpinan yang kuat dan tangguh,
diharapkn bisa menghantarkan masyarakat dan bagsa indoesia memasuki mienium
ketiga, yang sarat dengan berbagai tantangan ini. Setidaknya a alma hal penting
dan strategis, yang menjadi tantanga dalam kepemimpinan di masa depan.
Pertama, tantangan globalisasi. Ini merupakan tantangan paling
serius dan berat yang menuntut kesiapan secara baik, utamanya kesiapan sumbe daya manusia yang berkulitas dan
kemampuan daya saing nasional. Kita ketahui bersama bahwa era globaltelah
membuka peluang-peluang baru terutama di bidang ekonomi, yang bila dimanfaatkan
dengan baik akan membawa pengaruh positif
bagi prospek pertumbuhan konomi nasional.
Kedua, tantangan menjaga integrasi bangsa. Abad ke-21 telah
melahirkan berbagai kecenderungan global, antara lain, menguatnya identitas
enis dan budya di setiap kelompok masyarakat dan unit-unit social, yang
masing-masing memiliki watak egosentrisme.
Ketiga, tantangan memperkukuh wawasan kebangsaan. Era global
membawa implikasi dan dampak yang amat luas terhadap realitas khidupan
kehidupan bangsa kita. Interaksi antarbangsa berlangsung intensif dan terbuka,
telah membuka peluang untuk saling melakukan penetrasi nilai-nilai budaya.
Keempat, tantangan membangun masyarakat berpengetahuan. Tantangan
ini sangat penting, serius dan berat terutama dikaitkan dengan tigkat kemajuan
iptek yang amat tinggi. Membangun masyarakat berpengetahuan adalah membangun
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mempunyai visi dan wawasan iptek
sebagai bekal untuk menghadapi abad ke-21.
Kelima, tantangan keterbukaan dan demokratisasi. Kita memahami
sepenuhnya bahwa isu keterbukaan dan demokritisasi telah menjadi kecenderungan
global, dan merpakan arus sosiologis yang tidak mngkin bisa dibendungi.[3]
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ø PENGETIAN KEPEMIMPINAN
Prof. Dr. Sarwono Prawirodiharjo (1958) memberikan definisi sebagai
berikut, “Leadership (kepemimpinan, pen) adalah tingkah laku untuk mempengaruhi
orang lain agar kerjasamanya dalam mencapai suatu tujuan yang mnurut
prtimbangannya adalah perlu dan bermanfaat.” Dari definisi itu jelas sekali
terlihat bahwa peran seorang pemimpin adalah mempengaruhi orang lain, dalam hal
ini mempengaruhi pengikut dan calon pengikutya, agar mereka memberikan
kerjasama dan pengertiannya untuk membantu dan mendukung cita-citanya.
Peterson dan Plowman mengatakan,
“Psycological process for prviding guidance for followers, which satisfied a
fundamenta human craving,” (Kepemimpinan
adalah suatu proses psikologi untuk melengkapi tuntutan engikutnya dan
memuaskan hasrat dasar manusia).[4]
Ø TIPE KEPEMIMPINAN
Selanjutnya, ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe
kepemimpinan sebagai brikut:
·
Tipe
kharismatik
·
Tipe
paternalisis dan atrenalis.
·
Tipe
militeristis.
·
Tipe
otokratis/otoritatif (authorilative, dominatot).
·
Tipe laisser
faire.
·
Tipe
populistis.
·
Tipe
administratif.
·
Tipe demokratis
(group developer).
Ø FUNFSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan adalah :
memandu, menuntun, membimbing, membangun, member, atau membagunkan
motivasi-mtivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan
komunikasi yang baik; memberikan supervise/ pengawasan yang efeien, dan membawa
para pengikunya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu
dan perencanaan.
Ø ETIKA PROFESI PEMIMPIN
Paul E. Torgese daalam bukunya “management, an integrated approach”
menyatakan profesi sebagai: satu lapangan kegiatan didalamnya terdapat lima
criteria, yaitu:
-Pengetahuan
-Aplikasi yang kompenen -pengontrolan
diri
-Tanggung jawab social
-sanksi masyarakat
2.
Kitik dan Saran
Demikian makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan
pada semester tiga ini. Namun, kami dari kelompok 11sebagai penyusun, menyadari
terdapa kekurangan maupun kesalahan, baik dalam penyelesaian maupun pemaparam
dari makalah kami ini.
Maka dari itu, kami sangat berharap dari para pembaca atau pendengar
sekalian baik dari teman-teman maupun Ibu Dosen sebagai pembimbing dalam mata
kuliah Pengantar Manajemen ini, untuk turut serta dalam memberikan kritik yang
membangu dan saran yang baik tentunya agar kedepannya nanti kami akan bisa
menjadi lebih maju dan baik dari sebulumnya. Aamiin..ya rabbal ‘Alamiin..!
.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 1998. “Pemimpin
dan Kepemimpinan”.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Edisi September 1998.
Effendi, Mochtar. “Kepemimpinan”.
Palembang:Yayasan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Islam Al-Mukhtar. Edisi kedua 1997.
[1]
Dr. H. Mochtar Effendy, S.E, Kepemimpinan,
(Palembang:Yayasan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Islam Al-Mukhtar, 1997),
hal 13-14.
[2]
Dr. Kartini Kartono. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta cet.kedelapan, 1998
[3]
Ginanjar Kartasasmita. Pelantikan Perwira TNI AU, Jakarta 1997
[4]
Dr. H. Mochtar Effendy, S.E. Yayasan Pendidikan dan Ilmu Islam Al-Mukhtar,
Palembang cet.kedua, 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar